Berkunjung ke Perpustakaan Kota, Hiburan Sederhana Keluarga Kami



Ada yang menarik perhatian di antara surel yang masuk waktu saya mengeceknya dua hari yang lalu. Surel bertanggal 18 Mei 2021 itu adalah nawala perpustakaan Schiedam, judulnya "We gaan open!!" 😍. Tak perlu mengerti bahasa Belanda untuk tahu maksudnya. Iya, perpustakaan akan buka! Setelah kebijakan kuncitara di Belanda mulai dilonggarkan secara gradual, memang kami semakin bisa bernapas lega. Bukan berarti kami mengucapkan selamat tinggal kepada masker, ya. Tentu protokol kesehatan tetap berlaku di mana-mana. Hanya saja kehidupan sehari-hari perlahan kembali normal dengan kenormalannya yang baru. 


Potongan buletin Perpustakaan Schiedam

Kembali lagi ke topik tentang perpustakaan. Waktu saya membaca isi nawala tersebut, ternyata perpustakaan akan kembali dibuka mulai tanggal 20 Mei 2021. Lah, terlambat, dong! 😅 Saya kira saya akan termasuk sekian orang pertama yang berkunjung saking semangatnya (ge-er bin optimis, haha ...). Ya sudah, demi mengisi amunisi hiburan anak-anak menyambut libur panjang, kemarin saya mengajak mereka untuk ke sana. Apalagi hari ini dan besok mereka tutup karena hari libur nasional.


Perpustakaan kota kami memiliki beberapa cabang, tapi yang sering kami kunjungi adalah yang paling besar. Perpustakaan ini menempati sebuah gedung bergaya klasik, tapi begitu kita masuk ke dalam, kita akan betah berlama-lama di sana karena kehadiran si hijau royo-royo. Apalagi ada kafe kecil yang siap menyuplai camilan pemanja lidah. Sudah masuk waktu makan siang? Kita bisa juga duduk di area restoran di halaman luar dan memesan menu yang tidak jauh-jauh dari varian roti isi, hehe …. 


Miniatur Perpustakaan Schiedam dari blok Lego


Sebenarnya semasa kuncitara perpustakaan tetap buka, tetapi mereka cuma melayani pengambilan buku yang sudah kita pesan melalui situs web. Jam pelayanannya pun terbatas dan dibedakan antara waktu pengambilan dan pengembalian buku. Kami tidak memanfaatkan layanan ini karena tidak ada judul buku spesifik yang ingin kami pinjam. Biasanya kami langsung memilih buku di tempat. Anak-anak bisa membuka-buka halamannya dulu untuk melihat apakah isinya menarik untuk dibaca di rumah. Saya juga tidak punya cukup waktu (baca: malas) untuk menelusuri satu-persatu katalog mereka.


Milie sedang memilih buku yang mau dipinjam


Enaknya di Belanda, negara tempat anak-anak mendapat perlakuan istimewa di segala lini, tidak ada biaya berlangganan untuk menjadi anggota perpustakaan kota. Malah ada program khusus untuk memperkenalkan buku dan perpustakaan ke sekolah-sekolah. Milie dan Mika juga mendaftar lewat program ini. Mika yang waktu itu masih bayi mendapat paket khusus bernama "Boekstart" yang terdiri dari koper kecil berwarna oranye dengan gambar beruang, satu buku kain, satu buku karton, dan brosur-brosur. 


Setiap anak boleh meminjam delapan buku untuk dibawa pulang. Karena itulah, setiap habis berkunjung ke perpustakaan kami merasa kaya. Bagaimana tidak, kami memborong 16 buku dengan berbagai jenis dan tema. Satu ransel saja tidak cukup karena semuanya bersampul keras dan sebagiannya adalah buku karton. Karena kemarin saya tidak membawa stroller (yang keranjang bawahnya bisa dimanfaatkan untuk menaruh buku), saya harus menggeret tas belanja beroda. Alasannya, menjinjing tas berisi penuh buku itu berat, Jenderal! Karena sudah berbulan-bulan tidak bisa ke perpustakaan, Milie dan Mika bersemangat sekali sampai masing-masing dengan sukarela membawa ransel untuk menyimpan buku pinjaman. 


Kami bisa membaca buku-buku milik perpustakaan selama tiga minggu, tapi biasanya sebelum itu anak-anak sudah bosan. Kami kemudian menukarnya dengan judul-judul baru. Mengasyikkan, bukan? Kita tidak perlu membeli bermacam-macam buku untuk bisa membacanya. Memang tidak dipungkiri dengan memiliki sendiri,  mengoleksinya, dan membuat perpustakaan rumah, peluang anggota keluarga untuk mencintai buku dan kegiatan membaca akan semakin besar. Namun, dengan kondisi kami saat ini di tanah rantau rasanya meminjam buku adalah pilihan yang lebih baik. 


Kunjungan ke perpustakaan bagi kami, terutama anak-anak, adalah hiburan keluarga tersendiri. Meskipun sederhana dan murah meriah, dia mampu membuat hati dan pikiran kami lebih kaya. Apa yang lebih menyenangkan daripada seruan, "Aku senang, deh, tadi ke perpustakaan!" yang keluar dari mulut anak kita? ❤️


Milie dengan tumpukan buku perpustakaan


You Might Also Like

1 Comments

  1. keren ... teh mutiara senang sekali bisa pinjam buku 8 / orang benar jadi kaya itu h3 ...

    ReplyDelete